Tabungan warga RI sedikit bertambah, sehingga akhir tahun 2023 menjadi Rp 8.234T

banner 468x60


banner 336x280

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) melaporkan pada tahun 2023 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya sebesar 3,8% atau Rp 8.234,2 triliun. Secara bulanan, DPK per Desember tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan November sebesar 3,04%.

Pertumbuhan DPK ini dipengaruhi oleh DPK sektor korporasi yang naik sebesar 5% dibandingkan 3,1% pada bulan November. Sedangkan simpanan masyarakat hanya tumbuh 3,2%, turun dari 5,1% pada November 2024. Dari data BI, tabungan naik hanya 2% di akhir tahun 2023, giro sebesar 3,9%, dan tabungan berjangka sebesar 5,4%.

Penerapan DPK ini sesuai dengan penjelasan ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani. Beberapa waktu lalu, ia mengatakan pertumbuhan tabungan masyarakat pada tahun 2023 akan melambat. Ia mencatat, pada tahun 2023 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hanya sebesar 4%.

“Kalau kita lihat pertumbuhan DPKnya rendah, hanya 4%,” kata Aviliani dalam diskusi “Evaluasi dan Perspektif Ekonom Indef terhadap perekonomian nasional”, dikutip Senin (22/01/2024).

Berdasarkan catatan yang dijelaskan Aviliani, hingga November 2023, simpanan perbankan hanya tumbuh 3,8% year-on-year. Sementara itu, giro naik 3,4% (y/y), tabungan dan deposito berjangka naik 2,5% (y/y) dan 5,2% (y/y).

Aviliani mengatakan lemahnya pertumbuhan DPK disebabkan adanya pergeseran pola menabung masyarakat. Ia mengatakan, generasi muda atau milenial saat ini sudah tidak lagi tertarik untuk menabung. Generasi milenial, kata dia, kini punya banyak pilihan untuk menabung pada kendaraan lain, seperti saham dan obligasi.

“Tren generasi milenial sekarang tidak hanya sekedar menaruh uangnya di bank, tapi justru menggunakan instrumen saham dan obligasi, sehingga akan menyebabkan simpanan di masa depan semakin rendah karena kendaraan investasi milenial sudah berevolusi,” ujarnya.

Soal DPK yang menjadi pusat perhatian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan DPK belum sepenuhnya menunjukkan kemampuan pendanaannya. Masih ada beberapa komponen lain yang dapat lebih jelas menggambarkan pembiayaan dari perbankan.

“Jangan dikira kemampuan pendanaan hanya diukur dari simpanan saja. Kalau dilihat dari sisi aset bank, ada pinjaman, surat berharga dan tentunya hampir ada komponen kasnya juga,” kata Perry dalam konferensi pers, dikutip dari Antara. Senin (21/1/2024).

Makanya dia bilang di dalam komponen surat berharga ada yang namanya alat likuid. Perry menjelaskan, surat berharga tersebut dapat diubah menjadi likuiditas sewaktu-waktu untuk mendukung penyaluran pinjaman.

Penyaluran kredit sejauh ini berjalan baik. Pada tahun 2023, pertumbuhan kredit mencapai 10,38%. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 28,37%.

Dari segi kemauan mengambil risiko atau risiko yang diambil dan diterima manajemen bank, Perry menilai terus membaik. “Dari sisi supply dan demand, banyak industri yang tumbuh,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Demikian prediksi pertumbuhan pinjaman DPK di tahun politik

(ha ha ha ha)


Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *